Aksi Nyata Upaya Konservasi Tumbuhan Langka Indonesia Harus Segera Dilakukan

Indonesia dikenal sebagai Negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi di dunia setelah Brazil, tanpa disadari atau tidak, sebenarnya masih berada pada tingkat yang mengkhawatirkan dalam upaya pelestarian tumbuhan. Tidak hanya puluhan, bahkan ratusan jenis tumbuhan asli Indonesia, saat ini, berdasarkan the International Union for Conservation of Nature’s Red List of Threatened Species berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Upaya pelestarian harus dilakukan secara konkrit, beragam program konservasi tumbuhan telah diluncurkan sejak beberapa dekade silam, namun hasilnya masih belum optimal. Selain upaya konservasi, penyebab merosotnya populasi jenis tumbuhan juga perlu dicarikan solusinya. Illegal logging yang mungkin masih terjadi, perubahan lahan hutan menjadi lahan pertanian, perkebunan, pemukiman, dan tambang, bencana alam (banjir bandang, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus), perubahan iklim, dan bahkan aktifitas pariwisata turus andil dalam menurunkan kualitas habitat dan menggerus populasi tumbuh-tumbuhan yang saat ini sudah berstatus langka dan mengkhawatirkan.
 
 

Bibit Saninten

Salah dua dari ratusan jenis tumbuhan langka Indonesia adalah Saninten (Castanopsis argentea) dan Tungurut (Castanopsis tungurrut). Saninten dan Tungurut adalah segelintir dari banyaknya tumbuhan langka Indonesia yang perlu uluran tangan manusia untuk menjaga keberlanjutannya di alam. Jika tidak, maka selang satu atau dua generasi mendatang, kemungkinan besar jenis-jenis tumbuhan tersebut akan punah di alam dan sudah tidak dapat ditemukan oleh generasi yang akan datang. 
 
 

Lokakarya Pengenalan dan Penerapan Teknologi Budidaya Saninten dan Tungurut

Upaya nyata harus dilakukan mulai dari sekarang, diawali dengan memetakan habitat tumbuhan langka, lalu mengkoleksi dan mempreservasi bijinya yang kelak dapat digunakan sebagai material perbanyakan, kemudian menemukan teknik propagasi yang murah, cepat, dan optimal, dengan kata lain persen keberhasilannya tinggi, dan diakhiri dengan strategi yang optimal untuk pemulihan ekosistem, termasuk didalamnya adalah tumbuhan langka tersebut. Optimal dalam hal ini adalah menjamin persen tumbuh penanaman bibit di habitat alam tetap tinggi
 

Pembibitan Saninten dan Tungurut

Salah satu upaya nyata yang telah dilakukan tim gabungan antara Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak KLHK, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN, IPB University, Yayasan Botanika, Perhimpunan Masyarakat Etnobiologi Indonesia (PMEI), TP Sungkai, Botanic Gardens Conservation International (BGCI), Franklinia Fondation, dan berbagai kelompok tani hutan yang terlibat telah sampai pada tahap keberhasilan perbanyakan. Meskipun tahap penanaman belum dilakukan, namun minimal setengah dari total tahapan sudah ditunaikan. Selain itu, penguatan kompetensi dan berbagi pengalaman dan informasi pengenalan jenis dan teknik perbanyakan juga sudah dilakukan diantara para pihak, termasuk pelibatan Kelompok Wanita Tani. Hal ini menjadi ikhtiar bersama para pihak untuk tetap menjaga keberlanjutan tumbuhan langka Indonesia, dalam hal ini Saninten dan Tungurut. 

Kelompok Wanita Tani Sugeuma

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama